Minuman fungsional seperti minuman kolagen, minuman fiber, dan produk lainnya yang dikemas dalam bentuk minuman serbuk, sudah mulai banyak ditemukan. Produk-produk tersebut menjadi bagian dari gaya hidup modern yang menuntut kepraktisan tanpa mengorbankan manfaatnya.
Namun ternyata di balik produk minuman serbuk, terbuat dari beberapa proses kompleks yang disebut formulasi. Formulasi tersebut berarti menciptakan produk yang efektif, stabil dan disukai konsumen. Sehingga tidak hanya dari segi manfaat, namun juga rasa, warna, sampai ketahanan produk.
Selama proses formulasi, terdapat dua kelompok bahan utama, yakni bahan minuman aktif dan bahan non-aktif. Walaupun keduanya terlihat berbeda, namun sama-sama memiliki nilai penting dalam menghasilkan produk minuman serbuk yang berkualitas.
Apa Itu Bahan Aktif dalam Formulasi Minuman Serbuk?
Bahan aktif adalah komponen yang memberikan fungsi utama atau manfaat fisiologis pada produk. Dalam minuman serbuk, bahan aktif adalah alasan utama mengapa produk itu dibuat, misalnya untuk meningkatkan energi, membantu pencernaan, menyehatkan kulit, atau menjaga daya tahan tubuh.
Contoh bahan aktif umum dalam industri minuman fungsional antara lain:
- Kolagen Peptide: mendukung elastisitas kulit dan kesehatan sendi.
- L-Glutathione: berperan sebagai antioksidan dan pencerah kulit.
- Vitamin C & E: membantu sistem imun dan mencegah penuaan dini.
- Probiotik & Prebiotik (Inulin, FOS): menjaga kesehatan pencernaan.
- Kafein, Guarana, Green Coffee Extract: meningkatkan energi dan fokus.
- L-Carnitine: mendukung metabolisme lemak.
Dalam formulasi, bahan aktif menentukan klaim dan positioning produk di pasar, misalnya Anda ingin membuat minuman serbuk dengan manfaat melancarkan sistem pencernaan, maka bisa menggunakan bahan aktif berupa inulin dan L-carnitine.
Apa Itu Bahan Non-Aktif dan Mengapa Diperlukan?
Bahan non-aktif adalah bahan yang tidak memberi efek fisiologis langsung, tetapi sangat penting untuk memastikan produk bisa larut, stabil, enak, dan aman dikonsumsi.
Tanpa bahan non-aktif, bahan aktif tidak akan bisa bekerja optimal. Misalnya minuman kolagen tanpa pengatur rasa akan menghasilkan rasa yang amis, dan tidak enak dikonsumsi atau probiotik tanpa maltodekstrin dapat membuat bakteri baiknya bisa mati sebelum sampai ke usus.
Beberapa contoh bahan non-aktif yang umum digunakan dalam minuman serbuk:
- Maltodekstrin: pembawa bahan aktif, penyeimbang tekstur, dan pengisi volume.
- Citric Acid: pengatur pH sekaligus pemberi rasa segar.
- Anti-caking agent (silika): mencegah serbuk menggumpal.
- Pemanis alami (stevia, erythritol): memperbaiki cita rasa.
- Perisa alami (fruit flavor, vanilla, matcha): memberikan karakter rasa unik.
- Pewarna alami (rosella, beetroot, karamel): mempercantik tampilan produk.
Beberapa manfaat penggunaan bahan non-aktif:
- Menjaga stabilitas bahan aktif.
- Menambah kenyamanan konsumsi (rasa, warna, aroma).
- Meningkatkan daya larut dan daya simpan.
- Mendukung proses produksi massal (flowability dan homogenitas).
Jadi meskipun disebut “non-aktif”, bahan ini berperan aktif dalam keberhasilan formula secara keseluruhan.
Perbedaan Utama antara Bahan Aktif dan Non-Aktif
Berikut beberapa perbedaan utama dari bahan aktif dan bahan non-aktif yang biasanya digunakan dalam formulasi minuman serbuk.
Aspek | Bahan Aktif | Bahan Non-Aktif |
Fungsi utama | Memberikan manfaat fisiologis atau klaim kesehatan | Menjaga stabilitas, rasa, tekstur, dan kenyamanan konsumsi |
Proporsi dalam formula | Biasanya sedikit (1–10%) | Biasanya dominan (90–99%) |
Kritikalitas | Efikasi, dosis, stabilitas biologis | Fisik, organoleptik, dan stabilitas produk |
Contoh | Kolagen, Vitamin C, L-Carnitine | Maltodekstrin, Citric Acid, Flavor, Silika |
Dampak bila tidak tepat | Produk tidak efektif atau klaim tidak terbukti | Produk tidak stabil, rasa tidak enak, mudah menggumpal |
Formulasi yang baik selalu menjaga keseimbangan antara keduanya yakni bahan aktif yang memberi nilai manfaat, bahan non-aktif memastikan nilai itu bisa sampai ke konsumen dengan kualitas terbaik.
Tantangan dalam Formulasi Minuman Serbuk
Meskipun terdengar sederhana, menciptakan formulasi minuman serbuk yang stabil dan efektif bukan hal mudah. Beberapa tantangan teknis yang sering dihadapi antara lain:
1. Inkompatibilitas antar bahan aktif
Beberapa bahan aktif tidak bisa dicampur karena saling menurunkan efektivitas. Misalnya, asam kuat (seperti vitamin C dosis tinggi) bisa menurunkan kestabilan kolagen atau probiotik.
2. Rasa yang tidak seimbang
Bahan aktif seperti L-Carnitine atau Glutathione memiliki rasa pahit. Dibutuhkan bahan non-aktif seperti flavor, pemanis alami, atau citric acid untuk menutupi rasa tidak enak tersebut.
3. Masalah kelarutan
Tidak semua bahan aktif larut sempurna dalam air. Kolagen dan protein cenderung menggumpal, sehingga perlu teknologi seperti instantized powder atau tambahan emulsifier alami.
4. Sensitivitas terhadap kelembapan dan cahaya
Serbuk yang menyerap air mudah menggumpal dan rusak. Oleh karena itu, diperlukan anti-caking agent dan kemasan dengan barrier foil aluminium untuk melindungi produk.
5. Regulasi dan klaim produk
BPOM membatasi klaim “obat” pada produk pangan. Artinya, formulasi harus didesain agar tetap legal namun tetap komunikatif, misalnya mengganti klaim “memutihkan kulit” menjadi “membantu menjaga kecerahan kulit”.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, perusahaan maklon yang berpengalaman biasanya melakukan uji stabilitas selama beberapa minggu hingga bulan, memastikan rasa, warna, dan manfaat tetap konsisten sebelum produk diluncurkan ke pasar.
Baca juga: Cara Bangun Brand Minuman Serbuk dari Nol: Tahapan untuk Pebisnis Pemula
Formulasi bahan minuman serbuk adalah proses yang kompleks untuk menciptkan minuman serbuk yang memiliki manfaat dan berkualitas. Bahan aktif memberikan nilai fungsional dan manfaat kesehatan, sementara bahan non-aktif memastikan produk stabil, mudah larut, dan disukai konsumen.
Tanpa pemahaman mendalam tentang keduanya, produk bisa gagal di pasar, entah karena rasa yang tidak enak, tekstur tidak stabil, atau manfaat yang tidak terasa. Namun, dengan dukungan R&D yang kompeten dan pemilihan bahan yang tepat, minuman serbuk bisa menjadi produk berkualitas dengan manfaat kesehatan.


