Matcha telah menjadi salah satu menu paling laris di berbagai lini bisnis minuman. Dari kedai kecil, café populer, booth minuman di mall, hingga brand minuman kekinian, semuanya berlomba menghadirkan varian matcha latte, matcha frappe, hingga mix flavor yang menarik.
Permintaan konsumen yang tinggi ini menjadi peluang besar bagi pelaku bisnis F&B. Namun, di balik popularitasnya, banyak pemilik bisnis mengeluhkan satu hal yakni mengapa HPP bubuk minuman matcha tinggi? Berikut beberapa penjelasannya dan tipsnya guna menjaga margin tetap tinggi.
Mengapa Banyak Bisnis Minuman Matcha Sulit Menjaga Margin?
Ada beberapa alasan yang membuat para pebisnis kesulitan menjaga margin bumbu matcha untuk minuman. Berikut beberap alasannya:
1. Bahan baku
Matcha dibuat melalui proses produksi yang panjang mulai dari peneduhan daun, sortasi daun muda, penghilangan urat daun, digiling batu hingga menghasilkan ultra-fine powder.
Semua proses ini membuat harga matcha “ceremonial grade” bisa 2–10x lipat lebih mahal dibanding green tea biasa.
2. Konsumen menginginkan kualitas tinggi
Pembeli matcha sangat sensitif terhadap:
- Warna hijau cerah vs hijau kusam
- Rasa umami vs pahit berlebihan
- Aroma khas vs bau langu
Kualitas yang kurang baik membuat konsumen bisa saja langsung komplain, dengan menurunkan rating dan secara langsung jumlah repeat order menurun.
3. Belum memilih grade bubuk matcha yang tepat
Kesalahan umum yang biasanya dilakukan oleh pebisnis pemula yakni menggunakan matcha ceremonial grade untuk semua menu. Akibatnya HPP naik padahal tidak semua menu membutuhkan matcha grade premium.
4. Bahan terbuang
Biasanya bahan matcha menyebabkan tingginya HPP karena banyak yang tidak digunakan. Hal tersebut biasanya terjadi karena SOP takaran tidak jelas, banyak melakukan koreksi rasa namun dibuang, hingga produk yang tidak stabil jika dibiarkan terlalu lama.
Baca juga: 6 Perbedaan Green Tea dan Matcha, Mana yang Lebih Sehat? Dan Aplikasinya untuk Bisnis
Kenapa HPP Minuman Matcha Lebih Tinggi Dibanding Menu Lain?
Bubuk matcha memang dibagi menjadi beberapa grade sebagai tanda kualitas matcha yang dihasilkan. Namun jika dibandingkan dengan minuman serbuk rasa-rasa lainnya terdapat perbedaan. Berikut penjelasannya:
Komponen Biaya | Matcha Drink | Minuman Lain (contoh: taro/vanilla) |
|---|---|---|
Harga bahan utama | Sangat tinggi | Sedang–rendah |
Stabilisasi warna | Perlu tambahan bahan | Biasanya stabil |
Trial & error formulasi | Banyak | Minim |
Pengaruh grade ke hasil | Tinggi | Rendah |
Kontrol SOP diperlukan | Sangat ketat | Standar |
Bagaimana Menekan HPP Tanpa Mengurangi Kualitas?
HPP yang tinggi pastinya akan berdampak pada harga jualnya yang juga tinggi. Sedangkan sekarang sudah banyak kompetitor sejenis yang bisa menghasilkan produk dengan kualitas setara namun harganya masih terjangkau. Oleh karena itu, berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan guna menekan HPP bubuk minuman matcha.
1. Pilih Grade Matcha Sesuai Kebutuhan Menu
Tidak semua menu membutuhkan bubuk minuman matcha dengan kualitas premium. Berikut beberapa alasan mengapa Anda perlu menggunakan grade matcha sesuai kebutuhan.
Jenis Menu | Grade Matcha Ideal | Alasan |
|---|---|---|
Hot latte / pure matcha | Ceremonial grade | Warna & umami harus dominan |
Ice milk / frappe | Premium culinary | Creaminess menyeimbangkan rasa |
Campuran flavor (choco, vanilla, berry) | Standard culinary | Matcha tidak harus terlalu kuat |
Minuman sachet mass market | Food ingredient grade | Value for money |
Pemilihan grade yang tepat bisa menurunkan HPP hingga 20–40% tanpa menurunkan kualitas.
2. Beli Bahan Baku dalam Volume Grosir
Pembelian 1 kg vs 25 kg bisa memiliki perbedaan harga yang cukup signifikan. Semakin besar volume bubuk matcha, maka biaya logistik dan supply chain lebih efisien. Sehingga Anda masih bisa mendapatkan HPP yang rendah.
Volume Pembelian | Harga per Kg (Simulasi) |
|---|---|
1 kg | Rp 450.000 |
25 kg | Rp 300.000 |
50–100 kg | bisa |
3. Optimalkan Formulasi
Kesalahan umum bisnis baru ketika membuat minuman matcha adalah menggunakan bubuk matcha dalam dosis tinggi untuk mengejar warna dan rasa. Solusinya menggunakan emulfisier agar warna tidak cepat pudar serta menggunakan krimer untuk menjaga rasa matcha tetap otentik.
Dengan strategi ini, penggunaan matcha dapat dikurangi 1–2 gram setiap sajian, namun rasa tetap berkualitas.
4. Standarisasi SOP Takaran untuk Hindari Waste
Implementasi SOP teknis bisa menyelamatkan margin hingga jutaan rupiah tiap bulan. Solusinya dengan menggunakan takaran khusus dan bukan sendok biasa. Kemudian Anda juga bisa menyediakan training untuk barista atau staff operasional.
5. Menu Engineering: Fokus pada Produk High Margin
Tidak semua menu harus menggunakan matcha. Anda bisa menggunakan strategi menghitung margin setiap menu. Kemudian lakukan promosi dengan margin tertinggi. Contohnya menggunakan matcha base yang bisa dikembangkan menjadi minuman lainnya, misalnya hazelnut matcha, latte, choco matcha, hingga caramel matcha. Semakin banyak menu yang bisa dihasilkan dari 1 base akan memungkinkan penggunaan bahan lebih maksimal.
6. Pilih Supplier yang Mendukung B2B
Menemukan supplier yang bisa menyediakan bubuk minuman matcha adalah hal penting. Namun Anda perlu memastikan beberapa hal berikut, agar produk minuman matcha yang dihasilkan berkualitas.
Kriteria Supplier Bagus | Dampak ke HPP |
|---|---|
Harga grosir konsisten | Margin stabil |
Ada konsultasi formulasi | Tidak perlu trial & error berkali-kali |
Kualitas batch konsisten | Minim komplain & remake |
Dukungan sample | Hemat uji coba awal |
7. Pertimbangkan Produksi OEM atau Maklon Minuman Matcha Powder
Jika bisnis sudah mulai besar, Anda bisa melakukan produksi massal guna menurunkan HPP secara signifikan. Selain itu, Anda juga diberikan keleluasaan untuk kustomisasi rasa, klaim, kandungan, manfaat, warna dan lainnya. Untuk mendapatkan keuntungan tersebut, Anda bisa bekerja sama dengan maklon minuman yang bisa memproduksi bubuk matcha untuk minuman.
Baca juga: 7 Rekomendasi Bubuk Matcha Terbaik dan Berkualitas
Simulasi Penurunan HPP: Sebelum vs Sesudah Optimasi
Untuk lebih memudahkan Anda dalam menganalisis HPP produk minuman matcha, berikut simulasi penurunannya:
Komponen Biaya per Cup | Sebelum Optimasi | Setelah Optimasi |
|---|---|---|
Matcha powder | Rp 5.000 | Rp 3.500 |
Creamer/susu bubuk | Rp 2.000 | Rp 1.800 |
Gula/sweetener | Rp 700 | Rp 700 |
Cup + lid + straw | Rp 1.500 | Rp 1.500 |
Lain-lain (loss/waste) | Rp 1.000 | Rp 500 |
TOTAL HPP | Rp 10.200 | Rp 7.000 |
Adanya optimasi tersebut, Anda sudah bisa meningkatkan margin sebanyak 30-45% per cup. Jika penjualan sekitar 100 cup per hari dengan tambahan profit, Anda sudah bisa menghasilkan Rp 9-10 juta per bulan.
Permintaan matcha akan terus meningkat di Indonesia. Namun agar bisnis tetap untung, pemilik usaha harus cerdas mengontrol HPP. Prinsip utama yang perlu diingat yakni memahami karakteristik dan grade matcha seseuai kebutuhan , efisiensi bahan dan SOP, serta fokus pada menu dengan tingkat margin tinggi.


